DATABASE MYSQL (JOIN Bagian 2)

LEFT EXCLUDING JOIN

Left Excluding JOIN akan menampilkan data pada tabel pertama (tabel kiri) yang tidak mempunyai pasangan yang cocok dengan tabel kedua (tabel kanan). Bentuk JOIN ini mirip dengan Left JOIN namun tidak mengikut sertakan data pada tabel kiri yang mempunyai pasangan dengan data tabel kanan. Representasi visual dari tipe JOIN ini adalah sebagai berikut: Secara umum perintah untuk menghasilkan Left Excluding JOIN adalah: SELECT <select_list>

FROM Table_A as A

LEFT JOIN Table_B as B

ON A.Key = B.Key

WHERE B.Key IS NULL;

Sebagai contoh perintah Left Excluding JOIN untuk tabel A dan B dengan perintah:

SELECT * FROM A LEFT JOIN B ON A.Nomer = B.Nomer WHERE B.Nomer IS NULL;

RIGHT EXCLUDING JOIN

Right Excluding JOIN akan menampilkan data pada tabel kedua (tabel kanan) yang tidak mempunyai pasangan yang cocok dengan tabel pertama (tabel kiri). Bentuk JOIN ini mirip dengan Right JOIN namun tidak mengikutsertakan data pada tabel kanan yang mempunyai pasangan dengan data tabel kiri. Pada dasarnya Right Excluding JOIN adalah kebalikan dari Left Excluding JOIN. Representasi visual dari tipe JOIN ini adalah sebagai berikut: Secara umum perintah untuk menghasilkan Right Excluding JOIN adalah: SELECT <select_list>

FROM Table_A as A

RIGHT JOIN Table_B as B

ON A.Key = B.Key

WHERE A.Key IS NULL;

Sebagai contoh perintah Right Excluding JOIN untuk tabel A dan B dengan perintah:

SELECT * FROM A RIGHT JOIN B ON A.Nomer = B.Nomer WHERE A.Nomer IS NULL;

FULL OUTER JOIN

Full Outer JOIN atau disebut juga Outer JOIN/Full JOIN adalah tipe JOIN yang akan menampilkan seluruh data dari tabel pertama (tabel kiri) dan tabel kedua (tabel kanan) dengan mencocokkan elemen kolom yang sesuai dan mengosongkan dengan memberikan nilai NULL jika tidak mempunyai data pasangan di tabel lainnya. Representasi visual dari tipe JOIN ini adalah sebagai berikut: Pada MySQL tidak didukung kata kunci yang langsung dapat digunakan untuk melakukan Full Outer JOIN. Untuk mendapatkan data seperti pada Outer JOIN digunakan UNION dengan perintah sebagai berikut:

SELECT <select_list>

FROM Table_A as A

LEFT JOIN Table_B as B

ON A.Key = B.Key

UNION SELECT <select_list>

FROM Table_A as A

RIGHT JOIN Table_B as B

ON A.Key = B.Key;

Sebagai contoh untuk mendapatkan Full Outer JOIN dari tabel contoh A dan B digunakan perintah sebagai berikut:

SELECT * FROM A LEFT JOIN B ON A.Nomer = B.Nomer UNION SELECT * FROM A RIGHT JOIN B ON A.Nomer = B.Nomer;

OUTER EXCLUDING JOIN

Full Outer Excluding JOIN atau disebut juga Outer Excluding JOIN/Full Excluding JOIN adalah tipe JOIN yang akan menampilkan seluruh data dari tabel pertama (tabel kiri) yang tidak mempunyai kecocokan/pasangan dengan tabel kedua (tabel kanan) dan seluruh data pada tabel kedua (tabel kanan) yang tidak mempunyai kecocokan dengan tabel pertama (tabel kiri). Representasi visual dari tipe JOIN ini adalah sebagai berikut: Pada MySQL juga tidak didukung kata kunci yang langsung dapat digunakan untuk melakukan Full Outer Excluding JOIN. Untuk mendapatkan data seperti pada Full Outer Excluding JOIN digunakan UNION dengan perintah sebagai berikut:

SELECT <select_list>

FROM Table_A as A

LEFT JOIN Table_B as B

ON A.Key = B.Key

WHERE B.Key IS NULL

UNION SELECT <select_list>

FROM Table_A as A

RIGHT JOIN Table_B as B

ON A.Key = B.Key

WHERE A.Key IS NULL;

Sebagai contoh untuk mendapatkan Full Outer Excluding JOIN dari tabel contoh A dan B digunakan perintah sebagai berikut:

SELECT * FROM A LEFT JOIN B ON A.Nomer = B.Nomer WHERE B.Nomer IS NULL UNION SELECT * FROM A RIGHT JOIN B ON A.Nomer = B.Nomer WHERE A.Nomer IS NULL;

Database MySQL (JOIN)

JOIN

Table references atau disebut juga JOIN pada MySQL adalah sebuah cara untuk menggabungkan dua buah tabel atau lebih dengan persyaratan tertentu yang telah definisikan pada perintah SQL.

INNER JOIN

INNER JOIN, CROSS JOIN, dan JOIN pada MySQL mempunyai peranan yang sama dan dapat menggantikan satu sama lain. Tipe JOIN ini adalah yang paling sederhana dan relatif paling mudah dipahami. INNER JOIN menampilkan seluruh data pada tabel pertama (tabel kiri) yang mempunyai kecocokan dengan tabel kedua (tabel kanan). Representasi visual dari tipe JOIN ini adalah sebagai berikut:Secara umum perintah INNER JOIN adalah sebagai berikut:

SELECT <select_list>

FROM Table_A as A

INNER JOIN Table_B as B

ON A.Key = B.Key;

Sebagai contoh perintah INNER JOIN untuk tabel A dan B dengan perintah:

SELECT *

FROM A

INNER JOIN B

ON A.Nomer = B.Nomer;

LEFT JOIN

Left JOIN akan menampilkan seluruh data pada tabel pertama (tabel kiri) baik data yang mempunyai pasangan dengan data di tabel kedua (tabel kanan) maupun tidak, dan juga menampilkan data pada tabel kanan yang mempunyai pasangan dengan data di tabel kiri. Representasi visual dari tipe JOIN ini adalah sebagai berikut:

Secara umum perintah Left JOIN adalah:

SELECT <select_list>

FROM Table_A as A

LEFT JOIN Table_B as B

ON A.Key = B.Key;

Sebagai contoh perintah Left JOIN untuk tabel A dan B dengan perintah:

SELECT *

FROM A

LEFT JOIN B

ON A.Nomer = B.Nomer;

RIGHT JOIN

Right JOIN adalah kebalikan dari Left JOIN. Right JOIN akan menampilkan seluruh data pada tabel kedua (tabel kanan) baik data yang mempunyai pasangan dengan data di tabel kedua (tabel kanan) maupun tidak, dan juga menampilkan data pada tabel kiri yang mempunyai pasangan dengan data di tabel kanan. Representasi visual dari tipe JOIN ini adalah sebagai berikut:Secara umum perintah Right JOIN adalah:

SELECT <select_list>

FROM Table_A as A

RIGHT JOIN Table_B as B

ON A.Key = B.Key;

Sebagai contoh perintah Right JOIN untuk tabel A dan B dengan perintah:

SELECT *

FROM A

RIGHT JOIN B

ON A.Nomer = B.Nomer;  

Basis Data MySql

Perintah yang digunakan untuk menampilkan data adalah SELECT. Perintah ini akan menampilkan baris data yang ada pada basis data dalam bentuk tabel. Perintah SELECT tidak akan merubah data maupun struktur tabel yang disimpan. Untuk menampilkan data secara lengkap dari sebuah tabel digunakan perintah:

SELECT * FROM nama_tabel;

Tanda * mengisyaratkan bahwa semua kolom akan ditampilkan tanpa terkecuali, sedangkan nama_tabel diganti dengan nama tabel yang datanya ingin ditampilkan. Berikut adalah contoh untuk menampilkan semua data pada tabel employees:

SELECT * FROM employees;

Apa bila ingin menampilkan kolom-kolom tertentu saja, maka simbol * dapat diganti dengan nama kolom yang ingin ditampilkan. Berikut adalah contoh perintah untuk menampilkan data yang ada pada kolom first_name dan last_name pada tabel employees:

SELECT first_name, last_name FROM employees;

Penggunaan perintah SELECT dapat dilengkapi dengan klausa WHERE sebagai syarat spesifikasi data yang ingin ditampilkan. Contohnya adalah ketika ingin ditampilkan data nama pegawai yang nama belakangnya Maximoff, maka perintahnya:

SELECT first_name, last_name FROM employees WHERE last_name=’Maximoff’;

Klausa WHERE dapat berisi lebih dari satu persyaratan. Persyaratan satu dengan lainnya dapat disambung dengan menggunakan AND atau OR sesuai dengan kebutuhan. Persyaratan data yang digunakan dapat berupa sepesifikasi nilai kolom, jangkauan nilai kolom (untuk data numerik), kemiripan nilai kolom, dan lain sebagainya sesuai kebutuhan. Berikut adalah contoh perintah untuk menampilkan data dari dua kolom dengan dua syarat, yaitu data yang ditampilkan harus mempunyai nomer pegawai (emp_no) 10005 atau setelahnya dan mempunyai nama belakang Wayne:

SELECT first_name, last_name FROM employees WHERE emp_no>=10005 AND last_name=’Wayne’;

Perintah SQL yang berikutnya akan menampilkan nama depan dan nama belakang pegawai yang nomer pegawainya diantara 10005 dan 10010:

SELECT first_name, last_name FROM employees WHERE emp_no BETWEEN 10005 and 10010;

Between dapat juga digunakan untuk tipe data yang berkaitan dengan tanggal dan waktu. Contoh perintah berikut ini menggunakan variabel tahun sebagai parameter persyaratan BETWEEN untuk menampilkan data pegawai yang lahir tahun 1990 hingga 2000:

SELECT emp_no,first_name,last_name FROM employees WHERE YEAR(birth_date) BETWEEN ‘1990’AND’2000′;

Keterangan nilai NULL dan NOT NULL juga dapat digunakan untuk memilih data melalui klausa WHERE. Penggunaannya tidak dengan tanda sama dengan (=) namun dengan IS:

SELECT * FROM employees WHERE first_name IS NULL;

Kata kunci IN dapat digunakan apabila persyaratan nilai kolom yang diinginkan lebih dari satu. Kata kunci IN juga dapat digunakan untuk membuat subquery yang akan dibahas pada sub-bab nested query. Berikut adalah contoh penggunaan kata kunci IN untuk menampilkan data pegawai yang mempunyai nomer pegawai 10001, 10005, atau 10010:

SELECT * FROM employees WHERE emp_no IN (10001,10005,10010);

LIKE merupakan kata kunci dalam SQL yang digunakan untuk mendefinisikan suatu criteria yang lebih luwes (fleksibel). Kondisi yang dinyatakan dengan menggunakan LIKE dapat memfilter data sehingga kita dapat menampilkan suatu kriteria seolah dengan menggunakan bahasa inggris. Kriteria yang dibentuk juga dapat digunakan untuk melakukan pemfilteran data secara mudah dengan menggunakan tanda %, yang memerintahkan agar database mencari semua data yang memiliki karakter apa saja, karena % mewakili karakater apa saja.

Perintah dengan kondisi LIKE

SELECT * FROM nama_tabel WHERE nama_field LIKE ‘data_yang_dicari’;

Perintah ini akan menampilkan seluruh record dalam tabel yang memiliki data dalam nama field yang disebutkan sama dengan ‘data_yang_dicari’. Perintah ini sama seperti menggunakan perintah select yang menggunakan tanda sama dengan pada bagian kondisi.

SELECT * FROM nama_tabel WHERE nama_field LIKE ‘data_yang_dicari%’;

Perintah ini akan menampilkan seluruh record dalam tabel yang memiliki data dalam nama_field yang disebutkan diawali dengan ‘data_yang_dicari’.

SELECT * FROM nama_tabel WHERE nama_field LIKE ‘%data_yang_dicari’;

Perintah ini akan menampilkan seluruh record dalam tabel yang memiliki data dalam nama_field yang disebutkan pada bagian akhirnya ada ‘data_yang_dicari’.

SELECT * FROM nama_tabel WHERE nama_field LIKE ‘%data_yang_dicari%’;

Perintah ini akan menampilkan seluruh record dalam tabel yang data dalam nama_field yang disebutkan mengandung ‘data_yang_dicari’. % di awal dan % di akhir menunjukkan agar database mencarikan semua record yang di awal atau di akhir data pada nama field yang disebutkan terdiri atas karakter apa saja asalkan ada ‘data_yang_dicari’ dalam field tersebut.  

Open Office Calc (HLOOKUP dan VLOOKUP)

VLOOKUP dan HLOOKUP

Penulisan kedua fungsi tersebut adalah sebagai berikut:

=VLOOKUP(Nilai kunci;Range Tabel;Nomor Indeks Kolom)

=HLOOKUP(Nilai Kunci;Range Tabel;Nomor Indeks Baris)

Fungsi ini digunakan untuk mencari suatu niali dari tabel yang direferensikan (Range Tabel), berdasarkan suatu nilai kunci tertentu. Bila terdapat kesesuaian antara Nilai kunci dengan nilai pada Range Tabel, maka fungsi tersebut akan mengambil nilai dari Range Tabel pada kolom/baris yang mempunyai indeks sama dengan Nomor Indeks kolom/baris.

Contoh:

Akan dicari Jenis Mobil dan Total Biaya yang terdapat pada tabel Daftar Sewa Mobil.

  1. Letakkan kursor pada kolom E15, kemudian tulis formula berikut =VLOOKUP(C15;$B$4:$D$8;2) maka akan muncul SUZUKI pada kolom Jenis mobil. Artinya adalah komputer mencari nilai C15 (M103) pada range tabel B4:D8 kemudian mengambil nilai sel C7 (SUZUKI) karena C7 yang mempunyai baris yang sama dengan sel yang memuat M103 pada range tabel B4:D8 pada kolom dengan nomor indeks 2.
  2. Untuk Total Biaya, letakkan kursor pada kolom F15, kemudian tulis formula berikut =D15*(VLOOKUP(C15;$B$4:$D$8;3)) maka akan muncul angka 225000 pada kolom Total Biaya. Perhatikan formula terdapat D15* yang berarti penggunaan suatu fungsi perkalian kemudian dikombinasikan dengan VLOOKUP. Pada kasus ini, karena indeks kolom yang ditunjuk adalah kolom nomor 3, maka hasil yang diperoleh merujuk pada kolom nomor 3, yaitu tarif per hari.

Contoh Penggunaan HLOOKUP :

Perhatikan tabel di atas, untuk tabel Kode Mobil diasjikan dalam bentuk horizontal, untuk itu, kita ganti masing-masing formulanya dengan HLOOKUP.

  1. Pada kolom Jenis mobil, Letakkan kursor pada kolom E15, kemudian tulis formula berikut =HLOOKUP(C15;$B$4:$F$6;2) maka akan muncul SUZUKI pada kolom Jenis mobil. Artinya adalah komputer mencari nilai C15 (M103) pada range tabel B4:F6 kemudian mengambil nilai sel E5 (SUZUKI) karena E5 yang mempunyai baris yang sama dengan sel yang memuat M103 pada range tabel B4:F6 pada kolom dengan nomor indeks 2.
  2. Untuk Total Biaya, letakkan kursor pada kolom F15, kemudian tulis formula berikut =D15*(HLOOKUP(C15;$B$4:$F$6;3)) maka akan muncul angka 225000 pada kolom Total Biaya. Perhatikan formula terdapat D15* yang berarti penggunaan suatu fungsi perkalian kemudian dikombinasikan dengan HLOOKUP. Pada kasus ini, karena indeks kolom yang ditunjuk adalah kolom nomor 3, maka hasil yang diperoleh merujuk pada kolom nomor 3, yaitu tarif per hari.

Demikian perbedaan penggunaan VLOOKUP dan HLOOKUP pada Open Office Calc, Semoga bermanfaat 😀

OPEN OFFICE CALC

FORMULA

Formula digunakan untuk melakukan perhitungan pada data yang dimasukan. Formula terdiri atas satu atau lebih alamat sel atau nilai tertentu dan sebuah operasi matematika, seperti ^ (pemangkatan), + (penjumlahan, – (pengurangan), * (perkalian) atau / (pembagian). Contoh: Menentukan nilai rata-rata dari nilai pada sel A1 sampai A3 = (A1+A2+A3)/3

Urutan prioritas operasi yang ada pada Open Office Calc adalah sebagai berikut:

Eksponensial dan persamaan dalam tanda kurung

Perkalian dan pembagian

Penjumlahan dan pengurangan

Referensi Absolut dan Relatif

Sebuah referensi absolut adalah sebuah referensi sel pada sebuah formula yang tidak berubah ketika disalin ke lokasi baru. Sebuah referensi relatif adalah referensi sel pada sebuah formula yang akan disesuaikan ketika disalin.

Ketika sebuah formula disalin dari satu tempat lembar kerja ke tempat lain, Open Office Calc menyesuaikan referensi sel pada formula relatif ke posisinya yang baru pada lembar kerja. Sebagai contoh: misal, sel B8 berisi formula =B2+B3+B4+B5+B6. Jika formula tersebut disalin untuk sel C8, Open Office Calc akan mengubah formula menjadi =C2+C3+C4+C5+C6 secara otomatis. Ini adalah cara kerja alamat sel relatif bekerja.

Tetapi adakalanya tidak diinginkan perubahan tersebut, maka digunakan alamat absolut. Untuk membuat sebuah referensi sel pada formula absolut, tambahkan simbol $ (simbol dolar) sebelum huruf dan angka yang mewakili alamat sel. Misal $A$4.

Contoh:

  1. Tulis seperti pada gambar
  2. Padasel A8 tulis formula = $B$1*2
  3. Drag formula ke kanan dan ke bawah
  4. Hasilnya adalah sebagai berikut

 

5. Pada sel B10 tulis formula = $B1*2 dan drag formula ke kanan dan ke bawah. Hasilnya akan terlihat seperti di bawah ini

Terlihat perbedaanya kan, formula di atas menjelaskan bahwa fungsi relatif masih bekerja pada kolom B kebawah, karena yang diberi tanda $ hanya B nya saja tidak dengan nomor barisnya. Kolom tetap baris berubah.

6. Pada sel C11 tulis formula  = B$1*2 kemudian drag formula ke kanan dan ke bawah. Maka hasilnya akan tampak pada gambar di bawah ini

Terlihat perbedaanya kan.. ?? Formula di atas, jika di tarik tanda + ke kanan, maka akan berubah menjadi =C$1*2, = D$1*2, dan seterusnya. Hal ini dkarenakan yang diberi tanda $ hanya barisnya saja yaitu (1), baris tetap, kolom berubah.

 

 

Cara Membuat Halaman Berbeda dalam Satu File di WPS Writer

Dalam membuat sebuah proposal, skripsi, tesis, disertasi, makalah dan lain sebagainya , biasanya disertai dengan halaman daftar isi yang memuat bahasan yang ada dalam naskah tersebut dan dicantumkan juga nomor halaman atau page number. Dalam aturan pemberian nomor halaman terdapat dua format nomor halaman, yaitu format nomor halaman dengan angka romawi kecil, dan penomoran halaman dengan menggunakan angka standart. Penomoran halaman dengan angka romawi kecil yaitu i, ii, iii, dst biasanya diberikan mulai halaman judul, abstrak, halaman pengesahan, halaman motto, sampai dengan halaman daftar isi atau kata pengantar. Sedangkan normor halaman yang menggunakan angka standart 1, 2, 3, dst diberikan pada halaman Bab I Pendahuluan dan seterusnya.

Aturan letak memberikan nomor halaman juga berbeda. Halaman judul sampai dengan kata pengantar yang menggunakan angka romawi kecil biasanya terletak di bagian footer dan center (berada di tengah-tengah). Sedangkan halaman BAB I Pendahuluan dan seterusnya menggunakan angka standart dan nomor halamannya terletak pada footer dan center (berada di tengah-tengah) kecuali pada setiap halaman BAB berada pada header ( atas) sebelah kanan.

Untuk mengatur seperti tersebut diatas, biasanya penulis atau yang ngetik naskah membagi menjadi dua atau tiga file yang terdiri dari file yang berisi halaman judul dan satunya lagi file dengan halaman dengan nomor angka standart (BAB I, dst). Namun hal tersebut dapat kita jadikan menjadi satu file saja yang terdiri dari halaman dengan nomor romawi dan halaman dengan nomor angka standart. Untuk itu anda harus membuat section break. Dan berikut ini caranya :

  1. Ketik semua naskah kedalam satu file
  2. Untuk membuat nomor halaman romawi pada halaman judul sampai daftar isi, klik insert, pada group menu Header&Footer klik Page Number kemudian pilih footer middle

3. Akan muncul nomor halaman dengan angka standar yaitu 1, 2, 3, ….

4. Kemudian klik pada tombol modify page number, kemudian pada bagian page number format, pilih angka romawi, kemudian OK.

.

5. Nah sekarang semua halaman akan berubah menjadi angka romawi.

6. Sekarang, kita akan rubah nomor halaman pada BAB 1 dan seterusnya menjadi angka 1, 2, 3,…

7. Tempatkan kursor pada halaman yang akan dirubah halamanya (BAB I )

8. Pada menu page layout pilih Breaks, kemudian pilih next page section break.

9. Perhatikan, section sudah berubah seperti gambar berikut

10. Nah kemudian atur lagi page numbernya. Klik Modify page number, kemudian pada bagian page number format pilih angka 1,2,3,..

11. Pada bagian apply to pilih current section pages, dan centang pada bagian page number restart. Kemudian klik OK

12. Maka nomer halaman sudah akan berubah menjadi 1,2,3,… untuk halaman BAB I dan seterusnya.

13. Perhatikan di sini kita belum mengset tata letak nomor halaman untuk halaman BAB dan seterusnya. Pada halaman yang ada BAB nya biasanya diletakkan di tengah bawah, dan yang tidak ada tulisan BAB nya akan diletakkan di bagian kanan atas. untuk itu kita harus membuat section break yang baru untuk membedakan.

14. Caranya sama dengan langkah sebelumnya. Letakkan kursor pada halaman yang akan diganti tata letaknya.

15. Klik di bagian header, kemudian pilih insert page number, pada page number format, pilih angka 1,2,3,… kemudian pada page number position pilih Header align right, dan pada bagian Apply to pilih current section page. Kemudian OK

16.  Maka nomor halaman akan menjadi seperti berikut

17. Jangan lupa delete page number yang ada di bagian footer.

18. Lakukan hal yang sama untuk halaman BAB berikutnya. Yang perlu diingat adalah, ketika Anda ingin mengganti nomor halaman, entah itu format nomor atau tata letak nomor, buatlah break pada halaman yang akan dirubah.

Semoga bermanfaat, selamat mencoba 😀

 

Bahasa Pemrograman PHP (Fungsi)

Pengertian Fungsi

Fungsi adalah subprogram yang sering juga disebut subrutin program yang terdiri dari sekumpulan perintah yang akan melaksanakan suatu tugas tertentu. Fungsi memungkinkan program menjadi lebih tersetruktur dan juga memudahkan pelacakan kesalahan.
Menggunakan fungsi akan mempersingkat waktu pemrograman untuk menuliskan sekumpulan perintah yang sama berkali-kali. PHP telah menyediakan banyak fungsi siap pakai. Akan tetapi, untuk kebutuhan pemakai, PHP juga memungkinkan kita membuat fungsi sendiri untuk tujuan khusus yang sering disebut
User-Defined Function(UDF)

Mendeklarasikan Fungsi

Untuk mendeklarasikan fungsi PHP, gunakan keyword function.
Sintaknya :

Keterangan :
nama_fungsi adalah naam yang akan digunakan untuk memanggil fungsi.
$arg1, $arg2, ……., $arg_n adalah argument-argument (parameter) yang akan disertakan pada saat pemanggilan fungsi untuk diproses dalam fungsi.
blok peryataan fungsi adalah peryataan-peryataan yang terdapat dalam apitan tanda ({ }) dimana dikerjakan fungsi untuk tugas tertentu.

Contoh :

Untuk memanggil fungsi yang telah dibuat, gunkan nama fungsi dan parameter (bila ada) yang menjadi argumennya. Dalam contoh diatas, berarti nama fungsinya jumlah dengan parameter ada dua, yaitu $x dan $y yang dipisahkan oleh koma (,).

Contoh :

atau

atau

Perhatikan contoh berikut ini

nama file fungsi.php

Hasil eksekusi dari fungsi.php adalah sebagai berikut

Fungsi func_num_args, func_get_arg, dan func_get_args

Fungsi func_num_args, func_get_arg, dan func_get_args adalah fungsi yang
digunakan untuk menangani fungsi yang memiliki argument yang jumlahnya tidak terdefinisi secara tegas.

func_num_args adalah fungsi yang digunakan untuk memperoleh letak argumen yang mana hitungannya dimulai dari 0 (nol).


func_get_arg adalah fungsi yang digunkaan untuk menghasilkan array dari argument.


func_get_args adalah fungsi yang digunakn untuk menghasilkan array dari argument.


Perhatikan contoh fungsi dengan argument
default argument values
nama file fungsiargument.php

Contoh hasil eksekusi fungsiargument.php ditunjukan seperti pada gambar berikut ini

Nilai Balik

Nilai balik adalah nilai yang dikembalikan oleh suatu fungsi yang dipanggil. Nilai balik dikembalikan melalui statement return yang dapat berupa suatu nilai atau objek.
Ditemukannya statement
return menyebabkan fungsi akan mengakhiri eksekusinya dengan seketika dan mengirim kembali kendali kepada baris dimana fungsi dipanggil.

Anda tidak dapat menggembalikan banyak nilai dari suatu fungsi, tetapi hasil dapat diperoleh dengan mengembalikan suatu daftar (list).
Perhatiakan contoh fungsi sebagai variabel pada script berikut :

nama file fungsibalik.php

Hasil eksekusi fungsibalik.php adalah sebagai berikut

Fungsi Rekusif

Fungsi rekusif adalah fungsi yang memanggil dirinya sendiri. Fungsi rekursif tersebut banyak ditemui pada proses pengurutan (sorting) atau juga pada perhitungan nilai faktorial dari suatu bilangan.
Perhatikan diagram fungsi secara rekursif berikut :

Perhatiakn contoh berikut :

nama file fungsirekursif.php

Hasil eksekusi file fungsirekursif.php adalah

Array (Bagian 2)

Halloo…. kali ini saya akan melanjutkan artikel saya mengenai Array, masih dalam pemrograman PHP tentunya.. Siap? oke yuk langsung saja

Pengurutan Dalam Array

Fungsi pengurutan dalam array merupakan fungsi yang telah disediakan dalam PHP untuk mengurutkan elemen atau mengurutkan index-nya. Sintaks dan fungsi-fungsi pengurutan antara lain ditunjukan seperti tabel dibawah ini.

Fungsi Keterangan
arsort(array) Mengurutkan elemen array secara menurun (desscending)
asort(array) Mengurutkan elemen array secara menaik
(ascending)
ksort(array) Mengurutkan elemen array secara menurun
(desscending). Sangat berguna dalam
pengurutan pada dimana array secara umum
mengacu pada elemennya dengan suatu nomor
index, tetapi indexnya berupa string.
krsort(array) Mengurutkan elemen array secara menaik
(ascending). Sangat berguna dalam pengurutan
pada dimana array secara umum mengacu pada
elemennya dengan suatu nomor index, tetapi
indexnya berupa string.
natsort(array) Menurutkan elemen array secaraurutan alamiah.
natcasesort(array) Mengurutkan elemen array secara urutan
alamiah yang bersifat case sensitive.
rsort(array) Mengurutkan element array secara menurun )
(descending) dan tidak mempertahankan
indeknya.
sort(array) Mengurutkan elemen array secara menaik
(ascending) dan tidak mempertahankanindeknya.

Contoh penurutan array :

Hasil eksekusi sortarray.php adalah sebagai berikut

Untuk lebih jelas memahami perbedaab ksort(), krsort(), dengan sort(), perhatikan script dibawah ini :
nama file
sortarray2.php

Hasil eksekusi sortarray2.php adalah sebagai berikut :

Shuffle (pengacakan) dalam Array

Shuffle berguna untuk mengacak urutan elemn dari suatu array yang juga digunakan bersama-sama dengan fungsi srand().
Sintaksnya;
shuffle(array)

Perhatikan contoh penggunaan fungsi shuffle pada script berikut :
nama file
shufflearray.php

Hasil eksekusi file shufflearray.php adalah sebagai berikut

Pointer Internal Array

Setiap array memiliki pointer internal yang berguna untuk menunjukan elemen sekarang. Fungsi-fungsi pointer internal array dalam PHP ditunjukan seperti pada table berikut :

Fungsi Keterangan
current(array) atau pos(array) Menghasilakn elemen sekarang dalam suatu array.
end(array) Meletakan pointer internal ke elemen terakhir dari suatu array dan nilai elemen
each(array) Menghasilakn pasangan index dan nilai elemen sekarang dan memajukan pointer internal ke elemen berikutnya.
key(array) Menghasilakan key(index) dari elemen yang sedang ditunjuk pointer internal pada array yang ditunjuk tersebut.
next(array) Meletakan pointer internal ke elemen berikutnya dan menghasilkan nilai elemen yang ditunjuk tersebut.
prev(array) Meletakan pointer internal ke elemen sebelumnya dan menghasilakn nilai elemen yang ditunjukk tersebut.
reset(array) Meletakan pointer internal ke elemen pertama dan menghasilakn nilai elemen tersebut

Perhatikan contoh penggunaan fungsi-fungsi pointer internal array pada script berikut :
nama file
arrraypointer.php

Hasil eksekusi arraypointer.php adalah sebagai berikut :

Jumlah Nilai Array

Untuk mengetahui jumlah nilai elemen array, dapat digunakan fungsi array_sum().
Sintaksnya :
array_sum(array)
Perhatikan contoh penggunaan array_sum pada script berikut:
nama file
arraysum.php

Hasil eksekusi file arraysum.php adalah sebagai berikut

Mencari Suatu Nilai dalam Array

Untuk mencari ada tidaknya suatu nilai elemen tertentu dalam array, dapat digunkan fungsi in_array() yang menghasilkan TRUE apabila ditemukan dan FALSE apabila tidak ditemukan.
Sintaksnya :
in_array(nilai_yang_dicari, array[,bool])
Perhatikan contoh berikut ini :
Nama file
arraycari.php

Hasil eksekusi arraycari.php adalah sebagai berikut

Bahasa Pemrograman PHP Bagi Pemula (Array)

Pengertian Array

Array adalah suatu wadah yang dapat menampung sejunlah nilai. Sebagai contoh, kota :
Yogya, Solo, Bandung, Bogor. Dalam contoh tersebut, array $kota dikatakan mempunyai 4 buah elemen. Setiap elemen berisi nilai. Elemen pertama berisi string “Yogya”, elemen kedua berisi string “Solo”, dan seterusnya.

Menciptakan Array

Suatu array dapat diciptakan dengan menggunakan konstruksi array. Sebagai contoh
berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dibentuk pernyatan sebagai berikut:
$kota = array(“Yogya”,
“Solo”,
“Bandung”,
“Bogor”);
Alternatif lain penulisan array:
          $kota[ ] = “Yogya”;
$kota[ ] = “Solo”;
$kota[ ] = “Bandung”;
$kota[ ] = “Bogor”;

Mengambil Isi Array

Untuk mengambil isi array dapat menggunakan notasi:
$nama_array[indeks]
Contoh :
               print($kota[0]);
akan menampilkan isi elemen pertama pada array kota.
Berikut ini adalah contoh penggunaan dan pemberian nilai pada array serta bagaimana cara menampilkan isi array.
Nama file: kota.php
<html>
<head>
<title>Contoh Array</title>
</head>
<body>

               <?php
$kota = array(“Yogya”,”Solo”,”BAndung”,”Bogor”);
print(“Elemen berindeks 0: $kota[0]”.”<br>”);
print(“Elemen berindeks 1: $kota[1]”.”<br>”);
print(“Elemen berindeks 2: $kota[2]”.”<br>”);
print(“Elemen berindeks 3: $kota[3]”.”<br>”);
?>
</body>
</html>

Hasil eksekusi dari kota.php ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Array Multidimensi

PHP memungkinkan sebuah elemen array mengandung array dan bahkan jumlah elemen array yang dikandung oleh sebuah elemen array bisa berbeda. Hal tersebut dinamakan array multidimensi.

Sebagai gambaran, diperlukan untuk menyimpan peserta 5 buah kursus. Kelima kursus yang dimaksud adalah PHP, Delphi, MySQL, C++ dan PERL. Peserta kursu adalah sebagai berikut:
1. PHP: Anto, Edi, Sita
2. Delphi: Anto, Rina
3. MySQL: Nana,Dito, Ika, Setia
4. C++: Ika Sari, Joned
5. PERL: Nana, Itvan

Keseluruhan data peserta dapat ditampung pada sebuah array, teteapi array yang berdimensi dua. Berikut ini adalah contohnya.

Nama file: duadim.php
<html>
<head>
<title>Contoh Array Dimensi Dua</title>
</head>
<body>
<?php
//membuat array berdimensi dua
$peserta = array
(“PHP” => array(“Anto”,”Edi”,”Sita”),
“Delphi” => array(“Anto”,”Rina”),
“MySQL” => array(“Dito”,”Nana”,”Ika”,”Setia”),
“C++” => array(“Ika”,”Sari”,”Joned”),
“PERL” => array(“Nana”,”Joned”));
//menampilkan isi array
while (list($indeks1,$nilai1) = each($peserta))
{
print(“Peserta $indeks1 :”.”<br>”);
$nomor = 1;
while (list($indeks2, $nilai2) = each($nilai1))
{
print(“$nomor. $nilai2″.”<br>”);
$nomor++;
}
}
?>
</body>
</html>

Hasil eksekus dari duadim.php ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Mengambil dan Menambah Elemen Array

PHP menyediakan 4 buah fungsi yang terkait dengan penambahan atau penghapusan elemen pada ujung-ujung array, yaitu array_pop(), array_push(), array_shift() dan array_unshift().

a. Array_pop()
Array_pop() berguna untuk menghapus elemen terakhir pada array dan menghasilkan nilai beruppa elemen yang dibuang tersebut
b. Array_push()
Array_push() berguna untuk menambahkan satu atau beberapa elemen di bagian akhir array dan menghasilkan nilai berupa jumlah elemen sekarang pada array.
c. Array_shift()
Array_shift berguna untuk menghapus elemen pertama pada array dan menghasilkan nilai elemen yang dihapus.

d. Array_unshift()
Array_unshift berguna untuk menambahakan satu atau beberapa elemen di awal array dan menghasilkan nilai yang menyatakan jumlah elemen array sekarang

Berikut ini adalah contoh penggunaan keempat fungsi tersebut.

Nama file: tumpukan.php
<html>
<head>
<title>Pengurutan Data Secara Alamiah</title>
</head>
<body>
<?php
//data array semula
$tumpukan[0] = “A”;
$tumpukan[1] = “B”;
$tumpukan[2] = “C”;
//tambah dua buah elemen array di akhir array
$jum = array_push($tumpukan, “E”, “F”);
print(“Hasil setelah array_push: “.”<br>”);
while (list($indeks, $nilai) = each($tumpukan))
print(“$nilai”);
print(“<br>”);
print(“Jumlah elemen = $jum”. “<br>”);
//hapus elemen terakhir
$nilai = array_pop($tumpukan);
print(“Data yang dihapus: $nilai”.”<br>”);
//tambah dua buah elemen di awal array
$jum = array_unshift($tumpukan,”X”, “Z”);
print(“Hasil setelah array_unshft : “.”<br>”);
while (list($indeks, $nilai) = each($tumpukan))
print(“$nilai”);
print(“<br>”);
                         print(“Jumlah elemen = $jum”. “<br>”);
//hapus elemen pertama
$nilai = array_shift($tumpukan);
print(“Data yang dihapus: $nilai “.”<br>”);
//tampilkan isi array
print(“Isi tumpukan sekarang : “.”<br>”);
while (list($indeks, $nilai) = each($tumpukan))
print(“$nilai”);
print(“<br>”);
?>
</body>
</html>

Hasil eksekusi dari tumpukan.php ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Struktur Kontrol Statement PHP (While, do-while, for, break, continue dan exit)

Pernyataan While

Pernyataan while merupakan salah satu pernyataan yang berguna untuk melakukan suatu pengulangan.
Bentuk pernyataan while:

While (ekspresi)
{
Pernyatan_pernyataan
}

Pernyataan while akan memeriksa nilai ekspresi terlebih dahulu. Jika bernilai benar maka pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam {} akan dijalankan dan kemudian ekspresi dilanjutkan lagi. Proses ini dilakukan terus menerus sampai ekspresi bernilai salah.

Berikut ini adalah contoh dari pernyataan while.
Nama file: bilangan.php
<html>
<head>

<title>Bilangan</title>

</head>
<body>

<h1>Bilangan</h1>
<?php

$bilangan = 1;
while ($bilangan <= 25)
{
print(“$bilangan”.”<br>”);
$bilangan++;
}

?>
</body>
</html>

Hasil eksekusi dari bilangan.php ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Pernyataan Do-While

Pernyataan do-while mempunyai kegunaan yang serupa dengan pernyataan while. Bentuk pernyataan while:

do
{
pernyataan_pernyataan;
}   while (ekspresi);

Pengulangan akan berakhir jika ekspresi (yang diuji sesudah pernyataan-pernyataan dijalankan) bernilai salah.

Berikut ini adalah contoh dari penggunaan pernyataan do-while.
Nama file: dowhile.php
<html>
<head>

<title>Bilangan</title>

</head>
<body>

<h1>Bilangan</h1>
<?php

$bilangan = 1;
do
{
print(“$bilangan”.”<br>”);
$bilangan++;
}
while ($bilangan <= 25)

?>

</body>
</html>

Hasil eksekusi dari dowhile.php ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Pernyataan For

Pernyataan for biasa digunakan untuk menangani pengulangan proses. Pernyataan ini mempunyai bentuk sebagai berikut.

for (ekspresi1 ; ekspresi2 ; ekspresi3)
{
pernyataan_pernyataan;
}

Contoh script penggunaan for dapat dilihat di bawah ini
Nama file: for.php

<html>
<head>

<title>Bilangan</title>

</head>
<body>

<h1>Bilangan</h1>
<?php

for ($bilangan = 1; $bilangan <=25; $bilangan++);
print(“$bilangan”.”<br>”);

?>

</body>
</html>

Hasil eksekusi dari for.php ditunjukkan pada gambar berikut ini

Pernyataan Break

Kegunaan pernyataan brea adalah untuk keluar dari suatu kalang (proses yang berulang). Berikut ini adalah contoh dari penggunaan pernyataan break.

Nama file: break.php
<html>
<head>

<title>Break</title>

</head>
<body>

<h1>Bilangan</h1>
<?php

for ($i = 1; $i <= 25; $i++)
{
print(“$i”.”<br>”);
if ($i == 10)
break;
}
print(“Selesai”);

?>
</body>
</html>

Hasil eksekusi dari break.php ditunjukkan pada gambar dibawah ini.

Pada hasil eksekusi di atas tampak bahwa bilangan 11 sampai 25 tidak ditampilkan karena setelah bilangan 10 ditampilkan, break mengakhiri pernyataan for. Selanjutnya eksekusi dilanjutkan ke pernyataan setelah for, yaitu

print(“Selesai”);

Pernyataan Continue

Pernyataan continue digunakan untuk menuju ke iterasi (putaran) berikutnya pada pernyataanpernyataan yang terkait denga pengulangan.

Berikut ini adalah contoh penggunaan pernyataan continue.
Nama file: continue.php
<html>
<head>

<title>Continue</title>

</head>
<body>

<?php

for ($i = 1; $i <= 25; $i++)
{
if ($i >= 10 and $i <=15)
continue;
print(“$i”.”<br>”);
$i++;
}

?>

</body>
</html>

Hasil eksekusi continue.php ditunjukkan pada gambar dibawah ini.

Tampak bahwa angka 10 hingga 15 tidak ditampilkan oleh perintah continue, berdasarkan
instruksi:
                    if ($i >= 10 and $i <=15)
continue;

Pernyataan Exit

Pernyataan exit digunakan untuk mengakhiri pengeksekusian. Dengan dijalankannnya perintah ini, segala kode baik PHP maupun HTML tidak dikirim ke browser. Berikut ini adalah contoh dari penggunaan pernyataan exit.

Nama file: exit.php
<html>
<head>
<title>Exit</title>
</head>
<body>
<?php
for ($i = 1; $i <= 25; $i++)
{
print(“$i”.”<br>”);
if ($i == 10 )
exit;
}
print(“Selesai”.”<br>”);
?>
</body>
</html>

Hasil eksekusi dari script exit.php dapat ditunjukkan pada gambar dibawah ini.